Jumat, 10 April 2015

PHP (Pemberi Harapan Palsu)

Yang namanya cinta, pasti memberikan sejuta rasa, entah itu menyenangkan, menyedihkan, bahkan yang membara maupun yang memilukan. Anda pasti pernah mendengar istilah PHP (Pemberi Harapan Palsu), nah itulah salah satu cara bentuk "permainan cinta". Kebetulan saya yang menjadi korbannya :( . ( nama, tempat, waktu saya samarkan)

Peristiwa ini terjadi kurang lebih tahun 2013 yang lalu, ketika itu saya bekerja di salah satu lembaga pendidikan. Sudah sekitar 2 tahun lamanya kita bertemu tapi tak akrab, tegur sapa pun ketika hendak pulang kerja. Dia mengajar Bahasa Inggris tingkat SMP/SMA. Kebetulan saja kita berdua memang satu-satunya yang masih bujang.

Ketika setengah tahun terakhir sebelum dia keluar, dia sering curhat tentang dirinya, keluarganya, bahkan teman dan pekerjaannya. Karena saya juga suka bisa bicara sama dia, saya dengarkan saja semua curhatnya. Lama-lama tanpa diduga terasa nyaman juga bisa berbincang-bincang dengannya. Tapi itu terjadi tidak berlangsung lama.

Suatu hari, saya ajak dia bertemu di salah satu tempat makan. Seingat saya kami bertemu sekitar pukul 5 sore. Kami berbincang-bincang panjang lebar kesana-kemari. Nah ketika mau pamit, akhirnya saya utarakan niat saya yang sebenarnya. Hmmmm, alhasil saya mendapat jawaban yang mengecewakan :( . Namun saat itu juga saya netralkan pikiran hati saya untuk bisa menstabilkan perasaan.

Dia bilang sudah memiliki pasangan, saya merasa orang paling bodoh saat itu. Alasan saya untuk berani mengungkapkannya adalah dia pernah bilang terhadap saya bahwa dia berstatus Single. Tapi saya tidak terlarut dalam kesedihan. Saya anggap ini murni kesalahan saya terlalu cepat & harus intropeksi diri.

Semenjak itu, saya bersikap biasa (dingin), sebenarnya dia masih mengajak berbicara seperti biasa namun naluri saya tidak bisa. Sehingga muncul pemikiran, apakah saya harus keluar dari pekerjaan ini hanya karena dia ?. Karena jika yang keluar, itu tidak mungkin. Akhirnya saya menyadari bahwa, keadaan yang seperti ini memberikan efek yang negatif pada lingkungan kerja. Saya sadari ini betul-betul.

Tanpa diduga, lain waktu dia pamit keluar dari kerja. Anehnya hanya satu orang yang dipamiti. Saya juga menyadari bahwa ini akan terjadi, namun apa yang bisa saya buat. Keadaannya sudah seperti ini, mau diapakan lagi ?. Dia cukup cakep menurut saya, cerdas dan tanggungjawab. Hal ini lah yang saya kagumi padanya.

Pertemuan terakhir kami berakhir di sebuah pantai, saat itu kami serekan kerja semua mengadakan liburan. Saat itu saya sadar, dia sering melihat saya, tapi saya yang biasa saja (sedikit menghindar hehehe).

Mungkin salah lihat apa memang kebetulan, sekitar kurang lebih 4 bulan yang lalu saya bertemu dijalan. Dia berada dijalan naik motor di depan saya dan saya mendahulinya tanpa menyapa karena saya masih ingat motor dan helmnya. Maklum kondisi jalan waktu itu ramai padat. Dan ketika saya sapa pun mungkin dia juga akan diam, karena kedua matanya minus sehingga tidak dapat melihat dengan jarak yang sedikit jauh.

"Jika tak ada keinginan untuk memilih dan memiliki, maka janganlah mencuri perhatiannya. Karena hanya akan menimbulkan harapan kosong pada orang lain."

"Terlalu cepat menerima dan memvonis bentuk cinta itu adalah sebuah kesalahan." 

"Terkadang tanpa disadari, kesengajaan untuk menjadikan orang lain sebagai "TTM" adalah hanya sekedar untuk penyemangant diri, sekalipun sudah memiliki pasangan, karena ini manusiawi.

"Cinta lokasi sangat berpengaruh pada situasi kondisi pekerjaan."

Cukup sekian cerpennya ya ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar